Minggu, 21 Desember 2008
Rebana
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh.
Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.
Rebana Ubi
Rebana Ubi adalah alat musik perkusi yang digolongkan sebagai gendang, dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan. Rebana ubi lebih besar dari rebana biasa. Diameter rebana ubi yang paling kecil adalah 70 cm dan tingginya hampir satu meter. Bergantung ukurannya, rebana ubi dapat digantung horizontal atau diletakkan di atas lantai.
Pada masa dahulu, rebana ubi digunakan untuk tujuan mengirimkan berita seperti pengumuman pernikahan hingga kepada peringatan bahaya. Rebana ini diletakkan di atas bukit dan dimainkan mengikut irama tertentu bergantung kepada berita yang ingin disampaikan, Kini, rebana ubi hanya digunakan dalam upacara adat tertentu.
Rebana betawi
Rebana merupakan gendang yang memakai bingkai, karena badan gendang, tinggi atau dalamnya hanya beberapa inci saja jika dibandingkan dengan jenis gendang lainnya. Permukaannya yang paling lebar dari bingkai tadi, diberi kulit dan diregangkan, sedangkan muka yang sebelah lagi dibiarkan terbuka.
Kesenian yang luas penyebarannya, merata diseluruh wilayah budaya Betawi adalah Rebana, alat musik bermembran yang diberbagai daerah lain disebut Terbang, Kata orang, sebutan rebana berasal dari kata "Robbana", yang berarti "Tuhan kami". Sebutan itu timbul karena biasanya di wilayah budaya Betawi alat musik tersebut digunakan untuk mengiringi lagu-lagu yang bernafaskan Agama lslam, yang sering menyebut-nyebut "Robbana". Lama kelamaan alat musiknya disebut rebana, atau mengucapkannya dengan lafal robana, seperli di daerah ciganjur, Pondok Pinang dan sekitarnya.
Hampir semua jenis rebana Betawi terdapat di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Beberapa jenis terdapat pula di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang. Ada dua jenis rebana yang khas kampung tertentu, yaitu Rebana Burdah yang hanya terdapat di Kelurahan Kuntngan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan dan rebana Maukhid yang yang hanya terdapat di Kelurahan Pejaten, Kecamatan Pasar Minggu, keduanya di Jakarta Selatan.
Berdasarkan alatnya, yaitu rebana, sumber syair yang dibawakannya, wilayah penyebarannya dan latar belakang sosial pendukungnya, Rebana Betawi terdiri dari bermacam-macam jenis dan nama, seperti Rebana Ketimpring, Rebana Ngarak, Rebana Maukhid, Rebana Burdah, Rebana Dor dan Rebana Biang.
Kesenian ini biasanya dimainkan oleh remaja putra dan putri, dan ibu-ibu pengajian. Biasanya untuk satu grup rebana terdiri dari 6-8 pemain dan 1-2 penyanyi. Biasanya dalam permaina rebana lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu yang berbahasa Arab dan mengandung puji-pujian, seperti salawat nabi, lagu Ummi. lagu Ya Thoyiba.
Walaupun di zaman modern ini rebana sudah jarang sekali peminatnya, karena masyarakat sekarang lebih tertarik dengan musik-musik modern, namun sebagai instrumen tradisional dari Jakarta, keberadaan rebana masih bertahan di beberapa tempat seperti di Kampung Bojong. Kesenian ini biasanya dimainkan saat memperingati hari-hari besar agama Islam, Acara pernikahan, khitanan, keduri, dsb.
0 komentar:
Posting Komentar