Selasa, 13 Januari 2009

Tari Maengket


Maengket adalah tarian tradisional orang minahasa dari zaman dahulu kala sampai saat ini masih terus berkembang dan dilestarikan. Tarian ini sudah ada di tanah minahasa sejak orang minahasa mengenal pertanian terutama padi di ladang.
kalau dulu nenek moyang minahasa, tarian maengket hanya dimainkan pada waktu panen padi dengan gerakan-gerakan yang hanya sederhana, maka saat ini tarian ini telah berkembang teristemewa bentuk tarinya tanpa meninggalkan keasliannya terutama syair/sastra lagunnya. tarian maengket ini terdiri dari tiga babak, yaitu maowey kamberu, marambak dan lalayaan.
Maowey kamberu adalah suatu tarian yang dibawakan sebagai bentuk pengucapan syukur kepada Tuhan yang maha esa, karena hasil panen diladang/ di kebun yang berlimpah.
Marambak adalah tarian dengan semangat mapalus (gotong royong), dalam hal ini orang mihanasa jika akan membangun rumah selalu bekeraja sama. dan setelah rumahnya selesai di bangun maka akan diadakan “rumambak” atau pesta naik rumah baru. dan semua penduduk di desa di undang untuk naik kerumah untuk menguji kekuatan rumah tersebut.
Lalayaan  adalah sebuah tari pergaulan pemuda dan pemudi minahasa yang pada zaman dahulu digunakan untuk mencari jodoh….
 


Tari ini dimainkan berpasangan antara Pria dan Wanita. Ada sekitar 20 pasang atau lebih untuk membawakan tari ini, sambil bernyanyi khas daerah dan diiringi oleh musik beduk ( tambur) oleh seorang yang ahli, dan ada seorang pemandu tari. Biasanya tari ini dimainkan pada saat setelah panen hasil kebun. Disebut juga tari pengucapan syukur kepada sang pencipta dan merupakan tari pergaulan yang dilakukan berpasangan dengan menggambarkan suasana kasih sayang dan cumbuan, orang zaman dulu sering memainkan tari ini diberbagai kesempatan maupun dalam pertandingan.

0 komentar:

Posting Komentar